Kembalilah sayang, sebelum benar matahari
berpulang. Tinggal menyisakan senja senyap di kejauhan. Menanggalkan
kering kerontang tanah penghabisan.
Menyesapkan derit angin yang melaju tak bertuan.
Kembalilah
sayang, lekas saat gigil dingin mulai merengkuhmu. Kesiur angin siap mengiringi langkahmu, dalam
petak-petak kecil jalanan yang engkau lewati. Dan semburat langit nanti telah
tiada.
Kembalilah
anakku. Di sinipun ibu tetap merapal do’a. Masih setia merajut mimpi-mimpi
peraduanmu dulu. Menjadi penyokong setiap asamu. Ibu mesti tetap menunggu
dengan setampuk kebahagiaanmu.
0 komentar:
Posting Komentar