21.47

PENYESALAN

Detik demi detik bergulir
Memakan waktu yang tersisa
Hanya menyisakan kenangan
Berharap tak terbuang percuma

Dulu ...
Kau omeli aku hampir setiap waktu
Kau percikkan dinginnya air ketika shubuh menjelang
Dan dulu ...
Teriak hardikmu sering lebih keras dibanding adzan surauku 
Tapi ... sering aku tak bergeming

Dulu ...
Ku jarang merajuk dalam dekapanmu
Ku sering bantahmu
Dan dulu ...
Ku sering sebabkan kesalmu
Ku sering sebabkan alir air matamu

Tapi kini ...
Dalam dewasaku
Omelan itu hampir tak lagi ada
Percikan air shubuh pun sirna
Dan teriakan itu seolah melemah
Semua menghilang ...

Kini ...
Dalam dewasaku
Aku merindu semua itu
Bukan untuk mengulang tapi untuk mengenang

Dalam simpuhku di pangkuanmu
Aku memohon ridlomu
Memaksa ampunan Rabb-ku

0 komentar:

Posting Komentar